Welcome To My Blog

Terima Kasih Telah Berkunjung

Thursday 26 November 2015

Tanda-Tanda Cewek Kamu Selingkuh

Pernah gak ngbayangin klo cewek kamu (sedang) selingkuh..?? Kadang curiga juga kan..?? Atau sudah mengalami di duakan..?? Atau, bahkan ... thumbnail 1 summary


Pernah gak ngbayangin klo cewek kamu (sedang) selingkuh..?? Kadang curiga juga kan..?? Atau sudah mengalami di duakan..?? Atau, bahkan anda yang menduakan..hehe

Biasanya, tipe cewek yang suka selingkuh, pintar menyembunyikan perselingkuhannya. Bahkan kadang-kadang dia berperilaku seolah-olah masih setia. Untuk itu, kaum pria harus lebih cerdas dan teliti untuk membaca isyarat perselingkuhan yang dilakukan oleh pasangannya. Menurut sebuah penelitian kaum pria peluang intuisinya hanya 50:50 sehingga tidak dapat dengan mudah melihat tanda-tanda perselingkuhan pasangannya.

Seiring perkembangan teknologi, fasilitas pendukung perselingkuhan semakin canggih.hehe.. Kalau dulu, seseorang hanya bisa memanfaatkan telpon dan sms-an untuk selingkuh. Tapi sekarang, media untuk berselingkuh semakin banyak, mulai dari chating di facebook, BBM-an sampai video call-an. Hal ini mempermudah seseorang untuk selingkuh, baik cewek maupun cowok.

Nah, berikut adalah tanda-tanda cewek kamu sedang selingkuh.

1.    Selalu menghindar bila diajak berduaan.

Salah satu faktor penyebabnya adalah sudah mulai bosan. Akan selalu ada alasan yang dibuat-buat untuk menolak ajakan untuk berdua. Ada acara ini lah, ada acara itu lah, padahal intinya dia sudah mulai bosan dengan Anda karena sudah “ada yang lain” di hatinya.

2.    Sikapnya lebih baik dari yang biasanya.

Bisa jadi karena merasa bersalah, dia berusaha untuk menutup-nutupinya. Sikapnya kadang pura-pura mesra. Cara dia memanggil yang biasanya panggil nama langsung, atau manggil "mas", berubah jadi "yang" (sayang). Perubahan sikap ini hanyalah sebagai kedok belaka. Anda patut berhati-hati bila mendapati cewek anda tiba-tiba berubah sikap dari yang biasanya.

3.    Mudah Marah

Sikap ini juga hanyalah sebagai kedok agar kebohongannya tidak diketahui. Dia marah bukan karena ditanya tentang perselingkuhannya. Akan tetapi, dia marah karena alasan yang tidak masuk akal. Setiap perbuatan yang dilakukan oleh Anda tidak ada benarnya. Dikit-dikit marah, dikit-dikit marah..gitu..

4.    Selalu Menghapus Data Call dan Pesannya

Kadang dia tidak sebatas menghapus data panggilan dan pesan di Hpnya, dia bahkan juga tidak suka kalau Hpnya di buka orang lain, lebih-lebih Anda. Dia mulai over protektif terhadap Hp dan akun-akun sosialnya.

5.    Terjadi Perbedaan Dalam Penampilannya

Merias diri mungkin sesuatu yang wajar bagi seorang cewek. Bukanlah suatu masalah apabila dia berdandan untuk Anda. Namun, jangan-jangan dia berdandan untuk orang lain. Karena hari-hari sebelumnya dia tidak/jarang sekali berdandan, bersolek dan merias diri. Perubahan-perubahan dalam kesehariannya merupakan sinyal dari perselingkuhannya.

Demikian tanda-tanda umum cewek/pasangan anda selingkuh, meskipun masih banyak tanda-tanda yang lainnya. Artikel ini disarikan dari berbagai sumber dan penelitian kecil, bukan dari pengalaman..haha


Wednesday 25 November 2015

Tafsir Maudhui Surat Al-Baqarah Ayat 2

BAB I PENDAHULUAN              Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang menyatakan dirinya, bersih dari keraguan,   dijamin... thumbnail 1 summary


BAB I

PENDAHULUAN

           
Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang menyatakan dirinya, bersih dari keraguan, dijamin keseluruhan isinya terjaga, dan tiada mungkin dibuat tandingannya. 

Tetapi tidaklah mengherankan, karena sejak al-Qur’an diturunkan, sudah disinyalir bahwa orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela sampai umat Islam mengikuti keinginan dan keagamaan mereka. Selain itu, mereka ingin agar umat Islam melakukan apa yang mereka lakukan seperti menggugat, dan mempersoalkan yang sudah jelas dan mapan sehingga timbul keraguan terhadap yang benar dan sahih                 
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Gambaran umum surat al Baqarah

Surat ini diturunkan di Madinah dan seluruhnya terdiri dari 286 ayat. Nama  al-Baqarah (sapi betina) sendiri diambil dari cerita yang terdapat dalam surat tersebut tentang sapi betina pada masa Nabi Musa. Surah Al-Baqarah merupakan surah yang terpanjang di antara berbagai surat dalam Alquran. Di samping itu, Surah al-Baqarah juga mengandung macam-macam hukum yang tidak terdapat di dalam surat yang lain. Karena itulah, Khalid bin Ma’adan menamakannya dengan Fusthath al-Quran (Tenda Besar Al-Qur’an).Di dalam riwayat lain, Al-Baqarah juga disebut dengan nama Sanam al-Qur’an (Punuknya Al-Qur’an).[1]
Dalam suatu riwayat dikemukakan, bahwa empat ayat pertama dari surat al-Baqarah (S. 2: 2,3,4,5) membicarakan sifat-sifat dan perbuatan Kaum Mukminin, dan dua ayat berikutnya (S. 2: 6,7) tentang kaum kafirin yang menegaskan, bahwa hati, pendengaran dan penglihatan mereka tertutup - diperingatkan atau tidak diperingatkan, mereka tetap tidak akan beriman -; dan tiga belas ayat selanjutnya lagi (S.2: 8 s/d 20) menegaskan ciri-ciri, sifat dan kelakuan kaum munafiqin.
(Diriwayatkan oleh al-Faryabi dan Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid.)[2]
Surat kedua di dalam al-Quran sebuah surat yang terpanjang, yaitu surat al-Baqarah. Surat ini dinamakan demikian karena dalam Surat ini terdapat cerita tentang baqarah yang berarti sapi betina.Surat ini dimulai dengan huruf-huruf yang memiliki susunan khusus, sehingga menarik perhatian setiap orang.
            Di awal surat Baqarah, Al-Quran membagi manusia pada tiga golongan. Di mana pembagian ini disesuaikan dengan reaksi yang mereka tunjukan terhadap Islam, tiga golongan tersebut adalah:
1.       Golongan Muttaqin: mereka adalah orang-orang yang telah menerima segala dimensi ajaran Islam.
2.       Golongan kafir: mereka berada di arah berlawanan golongan pertama, mereka juga mengakui keingkaran mereka, serta mereka tidak segan-segan menampakkan permusuhannya dengan Islam baik melalui ucapan maupun tindakan.
3.       Golongan munafik: mereka memiliki dua wajah dan karakter, di depan kaum muslim mereka berlagak sebagai pribadi muslim, sedang di depan musuh-musuh agama ia berbaur dengan kekafiran mereka.
Golongan ketiga lebih berbahaya bagi Islam dibanding golongan kedua. Atas dasar ini Al-Quran sangat ekstrim dan super keras dalam rangka menghadapi mereka.
Klasifikasi semacam ini tidak hanya khusus bagi agama Islam, akan tetapi semua agama dan aliran manapun di dunia, senantiasa dihadapakan pada tiga kelompok tersebut, ada yang menyakini, ada yang mengingkari, dan adapula yang bermuka dua mengaku beriman namun di dalam hati kecilnya ia mengolok-olok agama atau aliran tersebut. Sebagaimana hal ini juga tidak hanya berkaitan dengan sebuah waktu tertentu, akan tetapi hal ini senantiasa terjadi di setiap masa.
Surat Al Baqarah ini, juga berbicara tentang orang- orang munafiq Madinah yang nota benenya adalah orang-orang yang mempunyai jabatan di masyarakat sebelum datangnya Islam, seperti Abdullah bin Ubai bin Salul dan pengikutnya. Bahkan Abdullah bin Salul ini, sebelum datangnya Islam, hendak dinobatkan menjadi raja Arab di Madinah oleh sebagian orang. Orang- orang munafiq ini, sebenarnya tidak menerima Islam sebagai agama dan jalan hidup, namun karena masyarakat Madinah mulai banyak yang memeluk Islam dengan kesadaran mereka sendiri, sehingga mau tidak mau, agar bisa diterima di masyarakat, mereka terpaksa masuk Islam secara lisannya saja. Adapun hati mereka masih kafir dan sangat membenci orang- orang Islam. Surat Al Baqarah ini menyingkap sifat-sifat , makar, kebohongan dan kebencian mereka terhadap Islam .

B.     Bunyi Ayat dan tafsirnya.

ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Artinya :
“Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”[3]
ذَلِكَ Isim isyarah, isim untuk menunjukkan sesuatu yang jauh jaraknya, pada ayat ini dimaksudkan sebagai isim yang menunjukkan sesuatu yang dekat, sering kali orang arab memakai kedua isim, salah satunya menempati yang lainnya.[4]
Kitab pengertiannya yang ditulis, baik berupa gambaran atau ukiran yang menunjuk adanya suatu makna ataupun pengertian-pengertian tertentu. Yang dimaksudkan dengan al Kitab di sini adalah al Qur’an, yang dijanjikan oleh Allah bahwa kitab itu diturunkan untuk  mengukuhkan risalah dan sebagai pedoman bagi Nabi saw. Dalam memberikan bimbingan dan petunjuk kepada umatnya yang menghendaki kebenaran, kebahagiaan dunia dan kesejahteraan akhirat.[5]
لا رَيْبَ  (Kitab ini) yakni yang dibaca oleh Muhammad saw. (tidak ada keraguan) atau kebimbangan (padanya) bahwa ia benar-benar dari Allah swt. Kalimat negatif menjadi predikat dari subyek 'Kitab ini', sedangkan kata-kata isyarat 'ini' dipakai sebagai penghormatan. (menjadi petunjuk) sebagai predikat kedua, artinya menjadi penuntun (bagi orang-orang yang bertakwa) maksudnya orang-orang yang mengusahakan diri mereka supaya menjadi takwa dengan jalan mengikuti perintah dan menjauhi larangan demi menjaga diri dari api neraka.[6]
Tidak ada sesuatu pun (isinya) yang dapat menimbulkan keraguan bagi orang yang memperhatikannya. Semua isinya adalah benar-benar wahyu Tuhan, yang mencapai puncak retorika (balaghah) dan mustahil bias ditandingi oleh siapa pun. Allah menegaskan, kebenaran bahwa al Qur’an datang dari-Nya dan kebenaran petunjuk-petunjuk-Nya tidak dapat diragukan. Demikian pula ketinggian susunan bahasa dan sastranya, tidak seorangpun yang sanggup membuat susunan dan gaya bahasa yang mendekati kefasihan dan kebalaghahan al Qur’an.   
هُدًى لِلْمُتَّقِينَ al Qur’an adalah petunjuk dan penuntun menuju jalan yang benar. Petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Maksudnya, yang menuntun ke jalan yang lurus disertai pertolongan dan bimbingan (taufik) untuk melaksanakan hukum-hukum al Qur’an. Adanya sebagian manusia yang tidak mengambil al Qur’an sebagai petunjuk bukan berarti al Qur’an bukan petunjuk. Ibarat matahari, ia akan tetap bersinar, walaupun orang buta tidak melihatnya, dan tidak memanfaatkan sinarnya yang terang-benderang.
Bagi orang-orang yang bertakwa, Alquran memang kitab suci yang tak diragukan otentisitas dan kebenaran pesan yang dikandungnya. Ia menjadi petunjuk (huda) bagi orang-orang yang bertakwa dalam menjalani hidup ini. Namun bagi orang-orang yang tidak bertakwa, Alquran bisa jadi diragukan kebenaran dan keasliannya. Hal inilah yang terjadi pada sebagian orang Islam yang tergoda dengan para orientalis.  Mereka teracuni pemikiran-pemikiran para orientalis yang meragukan kebenaran Alquran. Keraguan-keraguan tersebut akhirnya menggerogoti keimanan. Pada gilirannya, mereka pun tak lagi meyakini Alquran sebagai kitab suci dari Allah yang pasti benar. Mereka bahkan menganggap Alquran hanya sebagai naskah kitab suci biasanya yang bisa dikritik dan diragukan kebenarannya.
  الْمُتَّقِينَ dalam ayat ini bermakna: mereka yang memiliki jiwa yang tinggi, lalu mendapat hidayah dan persiapan untuk menerima sinar kebenaran dan berusaha mencari keridhaan ilahi. Mereka selalu menjsuhksn diri dari siksa-Nya dengan jalan mena’ati perintah dan menghindari larangan-Nya.[7]

C.    Munasabat (korelasi) dengan ayat sebelum dan sesudahnya.
·         Munasabat dengan ayat sebelumnya.

Pada ayat sebelumnya, Allah membuka dengan huruf-huruf terpotong (huruf muqaththa’ah).
Para ulama berbeda pendapat di dalam menafsirkan huruf muqoththo’ah ini .
Pendapat pertama, – sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Bakar As Siddiq, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, dan Abdullah bin Mas’ud, – mengatakan bahwa huruf muqoththo’ah ini adalah rahasia Allah di dalam Al Qur’an, kita tidak mengetahui maksud dan artinya. Akan tetapi kita tetap harus membacanya dan beriman bahwa huruf muqoththo’ah tersebut diturunkan oleh Allah swt,
Tujuan Allah menurunkan huruf muqaththa’ah ini adalah untuk menguji para hambanya, apakah mereka akan beriman atau ragu-ragu dan mengingkarinya. Huruf muqaththa’ah ini termasuk ayat-ayat mutasyabihat .
Pendapat kedua, mengatakan bahwa kita harus menggali rahasia yang tekandung di dalamnya, karena Al Qur’an ini diturunkan kepada manusia untuk dijadikan petunjuk. Hal ini tidak akan bisa terwujud tanpa memahami apa yang ada di dalamnya.
Kelompok kedua ini berbeda pendapat di dalam menafsirkan huruf muqaththa’ah tersebut. Sebagian mereka mengatakan bahwa huruf-huruf tersebut merupakan nama- nama Allah yang Agung, sebagaimana yang diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas.
Sebagian dari mereka mengatakan bahwa huruf muqaththa’ah ini terdiri dari huruf –huruf  hijaiyah yang telah diketahui orang- orang Arab pada waktu itu. Tetapi kenapa mereka tidak mampu mendatangkan seperti Al Qur’an ini ? Sebagian lagi mengatakan bahwa huruf–huruf tersebut diturunkan agar orang- orang Arab memperhatikan apa yang akan dibacakan di dalam Al Qur’an. Karena ketika diturunkan Al Qur’an , orang –orang Arab berpaling dan tidak mau mendengarnya, dan ketika mereka mendengar huruf muqaththa’ah ini, mereka tertarik dengannya, setelah mereka diam memperhatikannya, Allah meneruskannya dengan ayat-ayat yang menyatakan bahwa Al Qur’an ini diturunkan dari Allah sebagai petunjuk manusia. Pendapat ini diriwayatkan dari Al Farra’ .
Sebagian lainnya berpendapat bahwa semua huruf pembuka surat seperti : Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam shad dan sebagainya adalah huruf-huruf terpotong (huruf muqaththa’ah) yang dimaksudkan untuk memperingatkan atau menarik perhatian manusia agar mau mendengarkan atau membaca ayat-ayat selanjutnya.[8]


·         Munasabat dengan ayat setelahnya.
Munasabat ayat kedua surat al Baqarah dengan ayat selanjutnya adalah bahwa ayat ketiga sampai kelima surat Baqarah menjelaskan ciri-ciri golongan pertama, yaitu:
1.      Iman terhadap hal-hal gaib.
2.      Berdialog (menjalin kontak dan hubugan) dengan Allah SWT. Al-Quran menggunakan kata shalat karena ia merupakan simbol dialog seorang hamba dengan tuhannya, mereka tidak akan tunduk pada segala bentuk arca; harta, wanita, tahta, dan lain-lain.
3.      Orang-orang yang bertaqwa, selain mengadakan hubungan dan kontak dengan tuhan, iapun juga tidak melupakan hubungannya dengan sesamanya.
4.      Iman terhadap para nabi.
5.      Iman terhadap Hari Kebangkitan, iman bahwa manusia tidak dicipta sia-sia karena keadialn tuhan menuntut demikian. Lupa akan hari perhitungan adalah pangkal segala kerusakan, kezaliman, dan dosa, dan ujung-ujungnya akan menyeretnya pada siksa tuhan.

D.    Tema pembahasan ayat 2 surat al Baqarah
Adapun tema  pembahasan dari ayat ini adalah al Raib. Secara etimologi al Raib sama artinya (muradif) dengan al Syakk artinya keraguan. Artinya bahwa al Qur’an tidak mengandung keraguan di dalamnya, dan bahwa ia diturunkan dari sisi Allah swt.[9] Di dalam al Qur’an terdapat beberapa ayat yang mempergunakan kata al Raib. Satu ayat bertema sama dengan yang terkandung dalam surat al Baqarah ayat 2, yaitu dalam surat al Sajadah ayat 2. Firman Allah :

·        تَنْزِيلُ الْكِتَابِ لا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (السجدة : 2)

Artinya :

“Turunnya Al Qur'an yang tidak ada keraguan padanya, (adalah) dari Tuhan semesta alam”. (QS. Al Sadajah : 2)
Sebagian mereka mengatakan: "Ini kalimat berita yang mengandung arti larangan." Artinya, janganlah kalian meragukannya.[10] Karena ia di turunkan dari sisi Allah. Al Qur’an juga menjadi petunjuk bagi orang-orang mukmin yang bertakwa (هُدًى لِلْمُتَّقِينَ), yaitu orang mukmin yang menghindar dari murka Allah, dengan melaksanakan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya.[11]
Allah swt. memberitahukan bahwa Al-Qur’an yang di turunkan kepada hamba dan Rasul-Nya ini, merupakan kitab yang agung, tak mengandung keraguan maupun kemungkinan antara ia sebagai wahyu Allah swt. atau tidak. Alasannya adalah karena kemukjizatannya yang besar dan kandungan hidayh serta cahaya bagi orang-orang yang beriman dan bertaqwa, yang dengan iman dan taqwa itu mereka mampu menerangi jalan menuju keselamatan, kebahagiaan dan kesempurnaan.[12]
Firman Allah swt. :

·        وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعالَمِينَ * نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ * عَلى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ * بِلِسانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ .
Artinya :
Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam * Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al Amin (Jibril) * Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan * Dengan bahasa Arab yang jelas”.

Di awal surat ini Allah swt. Menyebutkan tentang keberadaan al Qur’an ini, firman-Nya :
·        طسم * تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْمُبِينِ .
Artinya :
            “Thaa Siin Miim * Inilah ayat-ayat Al Qur'an yang menerangkan”.


E.     Ayat – ayat tentang Al Qur’an.
  1. Al Baqarah ayat 89 dan 101.

·        وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ

Artinya:
“Dan setelah datang kepada mereka Al Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu”.
·        وَلَمَّا جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ نَبَذَ فَرِيقٌ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ كِتَابَ اللَّهِ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ كَأَنَّهُمْ لا يَعْلَمُونَ
Artinya :
“Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah ke belakang (punggung) nya seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah Kitab Allah)”.



  1. Al Fusshilat ayat 3.
·        كِتَابٌ فُصِّلَتْ آيَاتُهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Artinya :
“Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui”.
  1. Al An’am ayat 155.
·        وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya :
“Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat”.
  1. An Naml ayat 1, 2 dan 75.
·        كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الألْبَابِ

Artinya :
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran”.
·        طس تِلْكَ آيَاتُ الْقُرْآنِ وَكِتَابٍ مُبِينٍ* هُدًى وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ

Artinya :
“Thaa Siin (Surat) ini adalah ayat-ayat Al Qur'an, dan (ayat-ayat) Kitab yang menjelaskan * untuk menjadi petunjuk dan berita gembira untuk orang-orang yang beriman”.


·        إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَقُصُّ عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَكْثَرَ الَّذِي هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ*وَإِنَّهُ لَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

Artinya :
“Sesungguhnya Al Qur'an ini menjelaskan kepada Bani Israel sebahagian besar dari (perkara-perkara) yang mereka berselisih tentangnya. Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”.
  1. Al A’raf ayat 2.
·        كِتَابٌ أُنْزِلَ إِلَيْكَ فَلا يَكُنْ فِي صَدْرِكَ حَرَجٌ مِنْهُ لِتُنْذِرَ بِهِ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ

Artinya :
“Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman”.
  1. Hud ayat 1.
·        الر كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ

Artinya :
“Alif Laam Raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu”.
  1. Ibrahim ayat 1.
·        الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ


Artinya :
“Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”.
  1. Al Kahfi ayat 27.
·        وَاتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَ لا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَلَنْ تَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا

Artinya :
“Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhan-mu (Al Qur'an). Tidak ada (seorang pun) yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain daripada-Nya”.
  1. Fathir ayat 29.
·        إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ

Artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”.
F.     Korelasi antara tema sentral dan sub tema.

Dari penjelasan di atas terdapat korelasi antara tema sentral dengan sub-sub tema didalam ayat tersebut. Kedudukan al Qur’an dalam ayat ini sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa, disertai bimbingan dan pertolongan dari Allah swt. Bagi orang-orang yang tidak bertaqwa, al Qur’an hanya menunjukkan ke jalan-jalan kebajikan. Sebagaimana penggalan, hudal lin naas, petunjuk bagi segenap manusia.
Yang dimaksud dengan Hudan petunjuk adalah keimanan yang tertanam di dalam hati. Dan tiada yang dapat meletakkannya di dalam hati manusia kecuali Allah Dalam hal ini Allah  swt. berfirman: "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberikan petunjuk kepada orang yang engkau cintai." (QS. Al Qashash:56).
Dia juga berfirman: "Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapatkan petunjuk. Dan barang siapa yang disesatkanNya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya." (QS. Al Kahfi:17).
Selain itu, Hudan dimaksudkan juga sebagai penjelasan mengenai yang benar menunjukkannya, serta bimbingan menuju kepadanya. Allah swt. telah berfirman: "Dan sesungguhnya kamu benarbenar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (QS. AsySyuura:52).
Juga firmanNya berikut ini: "Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan. Dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk." (QS. ArRa'ad:7).
Dan firman Allah swt.  "Dan adapun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu." (QS. Fushshilat: 41).
Semua isi al Qur’an merupakan wahyu dari Allah swt. Sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi orang yang memperhatikannya. Allah menegaskan, kebenaran bahwa al Qur’an datang dari-Nya dan kebenaran petunjuk-petunjuk-Nya tidak dapat diragukan. Namun, jika kenyataannya ada orang yang masih ragu terhadap al Qur’an, hal itu disebabkan dia tidak memahami hakikat kitab suci tersebut, atau karena matahatinya buta, keras kepala, dan tidak mau tunduk pada kebenaran. Mereka lebih tertarik mengikuti hawa nafsu, atau terbelenggu oleh sikap taklid (mengikuti tanpa sikap kritis) kepada orang-orang tua dan masyarakat sekelilingnya.
 
Dalam at-Tafsir al-Muyassar, ayat di atas ditafsirkan bahwa inilah Alquran yang merupakan kitab yang agung. Tak ada keraguan bahwa ia berasal dari Allah. Tak satu pun dari orang bertakwa yang boleh meragukan penjelasannya. Orang-orang yang bertakwa bisa mengambil manfaat darinya, baik berupa ilmu yang bermanfaat dan amal saleh. Mereka itulah orang-orang yang merasa takut kepada Allah dan rela mengikuti hukum-hukum-Nya.[13]
















































BAB III

PENUTUP


            Demikian gambaran singkat tentang isi dari ayat 2 surat al Baqarah ini. Salah satu ayat dari surat yang diturunkan di Madinah ini membahas tentang kemu’jizatan al Qur’an al Karim, ketinggian susunan bahasa dan sasteranya serta kebenarannya dari sisi Allah swt.
            Tidak ada padanya keragu-raguan dari segi manapun, baik lafadznya maupun maknanya, baik pada waktu diturunkan maupun setelah meninggalnya Rasulullah, maka tidak terkandung padanya keraguan dan kebimbangan. Dan ditiadakannya keragu-raguan dari Al-Quran Al-Karim ini memberikan konsekuensi lawannya. Lawan keraguan dan kebimbangan adalah al-yaqin (keyakinan, kepastian). Maka Al-Quran ini mengandung ilmu yaqin yang menghilangkan berbagai macam keragu-raguan dan kebimbangan.
            Al-Qur’an adalah mukjizat Islam yang kekal, yang diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah Muhammad saw, sebagai bukti besar atas kenabian. Di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan yang sedemikian luasnya, yang apabila ditelaah dan dipelajari, akan memberikan penerangan serta membimbing manusia menuju jalan yang lurus.
           


           




















DAFTAR PUSTAKA




Al Qur’an dan terjemahnya.
Abdullah bin Abdul Muhsin at-Turki, et.al, at-Tafsir al-Muyassar.
Al Jalalain, Jalaluddin Muhammad ibn Ahmad al Mahally, Jalaluddin Abd. Rahman       
Abi Bakr al Suyuty, Tafsir al Qur’an al Adzim, Juz 1, Putra Semarang, tt
Al Wahidi, Abi al Hasan Ali bin Ahmad, Asbảb Nuzul al Qur’ản, Riyad; Dar el
Mayman, 2005
Ash-Shabuny, Muhammad Ali, Shafwat al Tafasir, Juz 1, Beirut; Dar el Fikr, 2001
Ash-Shiddieqy, hasbi, Tafsir al Qur’an al Majid anNur,Juz 1, Pustaka Rizki Putra,2000
Al Suyuthi , Jalaludin, al-Itqan fi Ulum al-Qur’an, (Mesir: al-Hai’ah al-Mishriyyah al-‘Ammah li al-Kitab, 1974).

Ismail bin Umar bin Katsir al-Qarsyi ad-Damsyiqi, Tafsir al-Qur’an al-Azhim, (Beirut: Dar al-Fikr, 1994).



[1] Jalaludin as-Suyuthi, al-Itqan fi Ulum al-Qur’an, (Mesir: al-Hai’ah al-Mishriyyah al-‘Ammah li al-Kitab, 1974), juz 1, hal. 191.
[2] Al Wahidi, Asbảb Nuzul al Qur’ản, (Riyad; Dar el Mayman, 2005) 122.
[3] Khadim al Haramain al Syarifain, Al Qur’an dan terjemahnya.
[4] Ibn katsir, Tafsir al Qur’an al ‘Adzim, Juz 1, (Beirut; Dar el Ma’rifah, 1987)  41.
[5] Ash-Shiddieqy, hasbi, Tafsir al Qur’an al Majid anNur,Juz 1, (Pustaka Rizki Putra,2000), 32
[6] Al Jalilain, Tafsir al Qur’an al Adzim, Juz 1, (Putra Semarang, tt), 2.
[7] Ash-Shiddieqy, hasbi, Tafsir al Qur’an al Majid anNur,Juz 1, (Pustaka Rizki Putra,2000), 33.
[8] Isma’il ibn Katsir ,Abu al Fida, Tafsir al Qur’an al ‘Adzim,  Juz 1, (Beirut; Dar el Ma’rifah, 1987)  40.
[9] Ibid.  41
[10] Ibid.
[11] Ash-Shabuny, Shafwat al Tafasir, Juz 1, (Beirut; Dar el Fikr, 2001), 26.
[12] Wahbah ibn Musthafa al Zuhaili, al Tafsir al Munir,Juz 1 (Beirut; Dar el Fikr wa al Mu’ashir, 1418 H), 23.
[13] Abdullah bin Abdul Muhsin at-Turki, et.al, at-Tafsir al-Muyassar, hal. 16.

Video of Day